Tanda-tanda adanya gangguan ADHD sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak anak masa pra sekolah. Kurangnya atensi, hiperaktif dan kompulsif merupakan tanda-tanda yang langsung dapat ditangkap adanya gangguan pada anak, misalnya saja anak tidak suka atau kehilangan minat untuk bermain, berlari kesana-kemari dan tidak dapat mengontrol keinginannya untuk menyentuh benda-benda disekitarnya. Bila orangtua menangkap gejala tersebut seharusnya segeralah membawa anaknya ke dokter anak atau psikolog. Penangan secara dini akan memberikan kontribusi perilaku yang lebih baik ketika anak memasuki tahap perkembangan selanjutnya.
Gangguan hiperaktif-kompulsif mungkin secara langsung bisa terlihat pada perilaku anak, namun tidak pada tipe gangguan atensi, anak terlihat dapat bekerjasama dengan orang sekitarnya, sehingga tipe ini kadang terabaikan secara kasat mata.
Untuk mendiagnosa secara tepat, tenaga profesional biasanya akan mengumpulkan data-data secara lengkap untuk memutuskan diagnosis apakah anak tersebut mengidap gangguan ADHD atau tidak, data tersebut berupa :
Latar belakang keluarga anak
Kemungkinan gangguan pendengaran
Ketidakmampuan belajar
Kecemasan dan depresi
Pengaruh obat-obatan sebelumnya yang memungkinkan terjadinya gangguan otak
Kondisi fisik seperti kondisi lobus frontal
Test psikologi (adaptasi sosial, kesehatan mental, test intelligensi, dan test prestasi)
Situasi-situasi pencetus stress pada anak
Beberapa test lainnya dapat diberikan oleh terapis berupa tes kemampuan membaca, pemecahan matematika, atau beberapa papan permainan. Tenaga profesional kadang juga perlu melakukan obervasi secara langsung dalam kehidupan sang anak. Bila ditemukan adanya gangguan ADHD secara pasti, tenaga ahli akan membicarakan masalah ini kepada gurunya di sekolah, guru juga akan dilibatkan dalam mendiagnosa gangguan tersebut, biasanya guru akan diberikan sebuah form evaluasi (behavior rating scales) perilaku anak untuk diisi oleh guru yang bersangkutan.
Simtom
Gejala diagnosa bila 6 gejala atau lebih menetap minimal selama 6 bulan atau lebih yang berpengaruh pada tingkat perkembangan mental
1. Gejala gangguan tipe atensi
a. Sulit berkonsentrasi, mengorganisir tugas, atau mempersiapkan peralatan untuk tugas
b. Mudah terpengaruh atau kehilangan konsentrasi bila ada faktor gangguan atau suara
c. Tidak mampu berkonsentrasi pada hal-hal detil atau mengikuti instruksi
d. Sering membuat kesalahan pada tugas disekolah atau aktivitas tertentu
e. Gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas penting di sekolah
f. Mudah lupa
g. Seperti tidak menyimak pembicaraan, terlihat lesu atau kurang bergairah dan sering melamun
2. Gejala gangguan tipe hiperaktif-kompulsif
a. Selalu terlihat aktif, ingin melakukan sesuatu
b. Gelisah, selalu melipat tangan atau kakinya ketika duduk
c. Tidak bisa diam, selalu ingin bergerak
d. Pada anak relatif kecil suka berlari, melompat dan memanjat secara konstan
e. Berbicara setiap waktu
f. Langsung menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan
g. Tidak sabar dalam menunggu giliran
h. Suka menyeletuk pembicaraan orang lain
3. Tipe kombinasi antara gangguan atensi dan hiperaktif-kompulsif
Setiap anak yang diduga mengidap gangguan ADHD haruslah hati-hati dalam kesimpulan diagnosa, karena simtom yang ada bisa saja menyerupai seperti gangguan ADHD akan tetapi sebenarnya anak tersebut bisa saja dalam kondisi medis tertentu, atau dalam situasi stress yang dapat mempengaruhi perilakunya menyerupai gangguan ADHD. Oleh sebab itu kondisi tersebut haruslah didiagnosa oleh tenaga profesional yang sudah berpengalaman dibidangnya.
Dalam melakukan diagnosa, tenaga profesional (bahkan terlibat beberapa bidang ahli di dalamnya seperti; psikiater, psikolog, dokter anak, neurologis, tenaga sosial) akan melakukan assessment secara klinis dengan melihat akademik dan situasi sosial anak, fungsi emosi dan kemampuan dalam perkembangan.
Daftar Pustaka
www.pikirdong.org
Gangguan hiperaktif-kompulsif mungkin secara langsung bisa terlihat pada perilaku anak, namun tidak pada tipe gangguan atensi, anak terlihat dapat bekerjasama dengan orang sekitarnya, sehingga tipe ini kadang terabaikan secara kasat mata.
Untuk mendiagnosa secara tepat, tenaga profesional biasanya akan mengumpulkan data-data secara lengkap untuk memutuskan diagnosis apakah anak tersebut mengidap gangguan ADHD atau tidak, data tersebut berupa :
Latar belakang keluarga anak
Kemungkinan gangguan pendengaran
Ketidakmampuan belajar
Kecemasan dan depresi
Pengaruh obat-obatan sebelumnya yang memungkinkan terjadinya gangguan otak
Kondisi fisik seperti kondisi lobus frontal
Test psikologi (adaptasi sosial, kesehatan mental, test intelligensi, dan test prestasi)
Situasi-situasi pencetus stress pada anak
Beberapa test lainnya dapat diberikan oleh terapis berupa tes kemampuan membaca, pemecahan matematika, atau beberapa papan permainan. Tenaga profesional kadang juga perlu melakukan obervasi secara langsung dalam kehidupan sang anak. Bila ditemukan adanya gangguan ADHD secara pasti, tenaga ahli akan membicarakan masalah ini kepada gurunya di sekolah, guru juga akan dilibatkan dalam mendiagnosa gangguan tersebut, biasanya guru akan diberikan sebuah form evaluasi (behavior rating scales) perilaku anak untuk diisi oleh guru yang bersangkutan.
Simtom
Gejala diagnosa bila 6 gejala atau lebih menetap minimal selama 6 bulan atau lebih yang berpengaruh pada tingkat perkembangan mental
1. Gejala gangguan tipe atensi
a. Sulit berkonsentrasi, mengorganisir tugas, atau mempersiapkan peralatan untuk tugas
b. Mudah terpengaruh atau kehilangan konsentrasi bila ada faktor gangguan atau suara
c. Tidak mampu berkonsentrasi pada hal-hal detil atau mengikuti instruksi
d. Sering membuat kesalahan pada tugas disekolah atau aktivitas tertentu
e. Gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas penting di sekolah
f. Mudah lupa
g. Seperti tidak menyimak pembicaraan, terlihat lesu atau kurang bergairah dan sering melamun
2. Gejala gangguan tipe hiperaktif-kompulsif
a. Selalu terlihat aktif, ingin melakukan sesuatu
b. Gelisah, selalu melipat tangan atau kakinya ketika duduk
c. Tidak bisa diam, selalu ingin bergerak
d. Pada anak relatif kecil suka berlari, melompat dan memanjat secara konstan
e. Berbicara setiap waktu
f. Langsung menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan
g. Tidak sabar dalam menunggu giliran
h. Suka menyeletuk pembicaraan orang lain
3. Tipe kombinasi antara gangguan atensi dan hiperaktif-kompulsif
Setiap anak yang diduga mengidap gangguan ADHD haruslah hati-hati dalam kesimpulan diagnosa, karena simtom yang ada bisa saja menyerupai seperti gangguan ADHD akan tetapi sebenarnya anak tersebut bisa saja dalam kondisi medis tertentu, atau dalam situasi stress yang dapat mempengaruhi perilakunya menyerupai gangguan ADHD. Oleh sebab itu kondisi tersebut haruslah didiagnosa oleh tenaga profesional yang sudah berpengalaman dibidangnya.
Dalam melakukan diagnosa, tenaga profesional (bahkan terlibat beberapa bidang ahli di dalamnya seperti; psikiater, psikolog, dokter anak, neurologis, tenaga sosial) akan melakukan assessment secara klinis dengan melihat akademik dan situasi sosial anak, fungsi emosi dan kemampuan dalam perkembangan.
Daftar Pustaka
www.pikirdong.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar