Minggu, 06 Juni 2010

Perbedaan Gangguan Komunikasi dan Gangguan Bahasa


Gangguan bicara berhubungan dengan kesulitan menghasilkan bunyi yang spesifik untuk bicara atau dengan gangguan dalam kualitas suara. Ada yang disebut dysfluency atau stuttering atau gagap, yaitu terjadi gangguan pada kelancaran berbicara, dan biasanya muncul di usia 3 atau 4 tahun. Gagap dapat hilang sendiri di usia remaja, namun tidak selalu demikian sehingga terapi wicara harus selalu dipertimbangkan.


Gangguan bicara dapat juga berupa gangguan dalam artikulasi, hal ini disebut gangguan fonologi. Gangguan artikulasi adalah penggantian satu suara dengan suara lain, atau penghilangan satu suara, atau suara menjadi berubah sama sekali. Contoh gangguan artikulasi: „mobil“ jadi „obin“ atau „mobi“ atau „obil“. Selain itu juga dapat berupa gangguan dalam „pitch“, volume ataupun kualitas suara. Gangguan suara tipikal misalnya suara kasar, suara terputus-putus atau terengah-engah, suara yang terpecah jika dalam intonasi atau pitch yang tinggi. Gangguan suara seperti ini biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan berbahasa lain sehingga disebut gangguan komunikasi kompleks. Bahkan gangguan yang terjadi dapat merupakan gabungan dari beberapa gangguan yang telah disebutkan di atas.


Sedangkan gangguan berbahasa ditandai dengan ketidak mampuan anak untuk berdialog interaktif, memahami pembicaraan orang lain, mengerti dan atau menggunakan kata-kata dalam konteks yang „nyambung“ baik verbal maupun non verbal,menyelesaikan masalah, membaca dan mengerti apa yang dibaca, serta mengekspresikan pikirannya melalui kemampuan berbicara atau menyampaikannya lewat bahasa tulisan Beberapa karakteristik dari gangguan berbahasa meliputi penggunaan kata yang tidak tepat, ketidak mampuan untuk menyampaikan pendapat, ketidaktepatan dalam penggunaan pola gramatikal, kosa kata yang minimal jumlahnya, dan ketidak mampuan untuk mengikuti instruksi. Mereka juga mengalami kesulitan dalam mengatur syntax. Syntax adalah aturan bagaimana susunan kata ditempatkan dalam suatu kalimat. Contoh gangguan syntax: “aku mau makan mi goreng” menjadi “aku mi goreng mau makan”.


Gangguan berbicara dan berbahasa dapat mempengaruhi anak dalam berkomunikasi dengan orang lain, dalam proses memahami atau menganalisa informasi. Ketrampilan berkomunikasi merupakan ketrampilan sangat penting yang dibutuhkan dalam perkembangan anak, khususnya mempengaruhi perkembangan belajar dan perkembangan kognisinya. Membaca, menulis, bahasa tubuh, mendengarkan dan berbicara, semuanya merupakan bentuk berbahasa, sebuah simbol / kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan pendapat dan pikiran.


Sumber : www.forum.detik.com

Tidak ada komentar: