Jumat, 04 Juni 2010

Contoh Kasus Anak yang Mengalami Kecemasan Akan Perpisahan

Keponakan saya sejak umur dua bulan dititipkan kepada kakek-neneknya dan saya (serumah dengan orang tua). Ibu bayi itu disekolahkan dan harus tinggal di asrama. Bulan depan usia bayi tersebut 12 bulan. Dia akan dibawa kembali kepada ibunya yang sudah menyelesaikan pendidikan.

Nah, anak saya umur delapan tahun dan sudah sangat lekat dengan saudaranya. Bagaimana persiapan mental untuk bayi dan anak saya agar perpisahan tidak membingungkan mereka?


Ny Ninik, Surabaya


Tentu akan ada pengaruhnya. Paling tidak semua pihak butuh adaptasi. Setahun pertama kehidupan, menurut pakar psikoanalisis Erickson, adalah fase anak sangat lekat dengan pengasuh atau ibunya. Fase tersebut akan membangun dasar bagaimana dia percaya atau tidak percaya kepada dunia luar dan lingkungannya, yang memberikan rasa aman (secure) kepadanya. Dasar seseorang akan mengembangkan fase-fase berikutnya dengan sukses.


Keponakan yang Anda asuh sejak bayi tersebut tentu sudah lekat dengan pengasuhnya serta orang-orang terdekatnya. Misalnya, Anda dan anak Anda. Tentu, tidak bisa sekonyong-konyong "diangkut" adik begitu pendidikannya selesai. Bayi serta pengasuh barunya (adik Anda) butuh waktu untuk adaptasi.


Menurut John Bowlby, ada istilah kecemasan akan perpisahan (separation anxiety). Yaitu, respons kecemasan yang sering diekspresikan anak dengan cara menangis, cengeng, atau mudah marah lantaran dipisahkan dari pengasuhnya. Hal itu kerap terjadi pada usia 10-18 bulan. Nah, berarti keponakan Anda dalam usia rentan kan?


Itulah, sebaiknya berikan pengertian kepada adik Anda alias ibu biologisnya agar tidak mendadak datang untuk mengambil bayi yang dititipkan selama beberapa bulan terkahir. Ini bukan sekadar tempat penitipan bayi. Contohnya, untuk beberapa lama adik bisa tinggal serumah dengan Anda lebih dahulu. Secara bertahap, dia mulai berperan mengambil alih sebagai pengasuh baru.


Memang dulu sudah ada kelekatan, tapi lantas terpisahkan secara fisik, tentu dibutuhkan waktu untuk memulai kembali. Jangan sampai dalam proses tersebut adik Anda malah cemburu atas kedekatan anaknya dengan Anda atau pengasuhnya selama ini. Tentu, ada proses adaptasi yang mungkin tidak serta-merta mudah.


Begitu pula anak Anda, dia perlu mulai diberi penjelasan, bahwa si adik harus kembali ke ibunya. Berikan pemahaman dengan kondisi yang terjadi serta bagaimana seandainya hal itu terjadi pada dia. Tentu Anda lebih tahu bagaimana menjelaskan dengan bahasa yang dimengertinya.


Sumber :

www.jawapos//kecemasan.php.html

Tidak ada komentar: