Jumat, 04 Juni 2010

Fobia Sekolah


Anak yang mengidap fobia sekolah memiliki rasa takut yang tidak realistis untuk pergi ke sekolah. Sebagian anak memiliki alas an realistis untuk menghindari masuk sekolah, misal guru yang sarkartis, tugas berlebihan, atau bullying di lingkungan sekolah. Dalam kasus seperti itu, lingkungan lah yang harus diubah bukan si anak.


Fobia sekolah dalam arti yang sebenarnya merupakan sebuah tipe dari separation anxiety disorder yaitu suatu kondisi yang mengandung kecemasan berlebihan dalam jangka waktu paling tidak empat minggu berkaitan dengan perpisahan dengan rumah atau dari orang yang sangat dekat dengan si anak. Separation anxiety disorder menyerang sekitar 4 persen dari anak-anak dan remaja awal dan mungkin terus berlangsung sepanjang masa sekolah.


Anak-anak ini biasanya datang dari keluarga dengan ikatan yang sangat kuat. Mereka mungkin mengembangkan gangguan tersebut setelah kematian binatang peliharaan mereka, setelah menderita penyakit atau pindah ke sekolah baru. Banyak anak dengan separation anxiety disorder juga menunjukkan simtom depresi ; rasa sedih, mearik diri, apati atau kesulitan berkonsentrasi.

Anak dengan fobia sekolah cenderung merupakan anak yang baik. Mereka cenderung takut dan segna jauh dari rumah, tetapi membantah, keras kepala dan menuntut terhadap orang tuanya. Elemen penanganan terpenting adalah kembali masuk sekolah sesegera mungkin dan secara gradual. Biasanya anak mulai masuk sekolah tanpa banyak kesulitan setelah penanganan tersebut dimulai.


Fobia sekolah juga merupakan bentuk Fobia Sosial yaitu ketakutan luar biasa dan/atau menghindari situasi social. Anak dengan fobia social mungkin begitu ketakutan akan penghinaan sehingga saat diminta untuk berbicara di kelas atau ketika bertemu dengan kenalan di jalan, muka mereka berubah memerah, berkeringat atau berdebar-debar. Fobia social lebih umum dari yang pernah diyakini, menyerang 5 persen anak-anak dan 8 persen orang dewasa. Fobia social bersifat menurun, karena itu terdapat faktor genetik. Sering kali fobiai ini dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti kegelapan yang menyerang ketika seorang anak dipanggil di kelas. Anak-anak juga mengembangkan fobia sosial dengan mengamati bagaimana respons orang tua mereka terhadap situasi sosial.


Daftar Puataka :

Papalia, Diane E. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Info yang bagus !

Barangkali informasi mengenai "Fobia Sosial" berikut, juga berguna bagi rekan rekan yang memerlukannya. Klik > Fobia Sosial ?