Rabu, 21 April 2010

Meditasi


Meditasi terdiri dari beberapa cara menyempitkan kesadaran untuk mengurangi stressor dari dunia luar. Para Yogi (penganut filosofi Yoga) mempelajari desain di atas suatu vas atau suatu mandala. Sedangkan Orang-orang mesir kuno memusatkan perhatiannya pada suatu lampu minyak yang merupakan inspiransi dongeng lampu aladin. Di Turki, penganut islam kebatinan disebut Whirling Dervishes, memusatkan perhatian mereka pada gerakan dengan irama pernapasan mereka. Ada berbagai meditasi, tetapi mereka sama-sama menekankan pada penyempitan perhatian seseorang dengan memfokuskan pada suatu stimulus yang berulang-ulang. Melalui pengamatan pasif, hubungan lingkungan dengan individu ditransformasikan. Pemecahan masalah, kekhawatiran, perencanaan, dan keprihatianan rutin tertunda, dan akibatnya keterangsangan simpatis sekarang.

Beribu-ribu orang Amerika secara teratur mempraktikan Meditasi Transendental (Trancedental Meditation/MT) penyederhanaan dari meditasi India yang di bawa ke Amerika pada tahun 1959 Maharishi Mahesh Yogi. Praktisi TM mengucapkan mantra – suara-suara yang membuat santai, seperti Ieng dan Om.

Meditasi juga menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi kesehatan yang dapat di ukur. Bukti menunjukkan bahwa meditasi dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi timbunan lemak pada dinding arteri, keduanya adalah faktor resiko utama dari serangan jantung dan stroke. (Ready,2000).

Meskipun ada perbedaan-perbedaan di antara teknik meditasi, saran-saran berikut ini menggambarkan beberapa petunjuk umum :

1. Cobalah meditasi sekali atau dua kali setiap hari untuk waktu 10-20 menit setiap kalinya

2. Ingat selalu bahwa ketika melakukan meditasi, apa yang tidak dilakukan lebih penting daripada apa yang dilakukan. Jadi bersikap pasif , katakana pada diri sendiri “apa yang akan terjadi maka terjadilah”

3. Tempatkan diri dalam lingkungan yang tenang. Sebagi contoh jangan langsung menghadap cahaya langsung

4. Hindari makan satu jam sebelum meditasi. Hindari kafein untuk paling tidak dua jam

5. Carilah posisi santai, jika ingin menggaruk atau menguap lakukanlah jika perlu

6. Alat untuk fokus, berkonsentrasi pada nafas atau berdiri di depan objek yang menenangkan misal tanaman atau dupa. Peneliti lain menyarankan berpikir tentang kata in (masuk) ketika menarik nafas dan out (keluar) aahhhh ketika menghembuskan nafas. Mereka juga menyarankan mantra-mantra seperti ah-nam, rah-mah, dan shi-rim

7. kalau pikiran tidak menyenangkan muncul selama melakukan meditasi biarkan pikiran itu “berlalu”. Jangan berpikir untuk meredamnya atau akan menjadi tegang

8. Meditasi dan rileksasi tidak bisa dipaksa. Misal, jika muncul rasa kantuk dan tertidur biarkanlah, jangan menahannya. Biarkan diri terhanyut, apa yang terjadi terjadilah

Daftar Pustaka :

Nevid, Jeffrey S, dkk. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta : Gelora Aksara Pratama.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

salam blogger!!
thx yea artikelnya... sangat membantu saya