Jumat, 21 Mei 2010

d. Tumpang Tindih dengan Kondisi Lain

Dyspraksia mungkin mengalami kesulitan lain yang tidak disebabkan dyspraxia sendiri tetapi sering beriringan. Hal ini terkadang disebut sebagai komorbiditas mungkin memiliki karakteristik yang mengalami disleksia (kesulitan membaca dan ejaan), dyscalculia (kesulitan dengan matematika), dysgraphia (ketidakmampuan untuk menulis rapi dan / atau menggambar). Gangguan bahasa ekspresif (kesulitan dengan ekspresi verbal), ADHD (rentang perhatian miskin dan perilaku impulsif), atau Asperger syndrome (terdiri berbagai kognitif sosial miskin, pemahaman harfiah dari [bahasa membuat sulit untuk memahami idiom] sarkasme atau dan kaku, kepentingan intens). Namun, mereka tidak mungkin memiliki masalah dalam semua bidang. Pola kesulitan bervariasi secara luas dari orang ke orang, dan penting untuk memahami bahwa satu kelemahan utama dyspraxic bisa menjadi kekuatan atau hadiah bagi orang lain. Sebagai contoh, sementara beberapa dyspraksia mengalami kesulitan dengan membaca dan ejaan karena adanya tumpang tindih dengan disleksia, atau berhitung karena adanya tumpang tindih dengan dyscalculia, yang lain mungkin membaca cemerlang dan ejaan atau kemampuan matematika. Demikian pula, beberapa memiliki karakter autis seperti kurang penghargaan terhadap ironi atau isyarat-isyarat sosial, sementara yang lain tumbuh pada rasa humor yang ironis sebagai alat ikatan dan sarana untuk mengatasi.

Siswa dengan perjuangan dispraksia paling dalam memori visual-spasial. Bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak memiliki kesulitan motor, siswa dengan dyspraxia yang 7x lebih besar daripada biasanya mengembangkan siswa untuk mencapai nilai yang sangat miskin di memori visual-ruang sebagai akibat dari penurunan memori kerja, siswa dengan dyspraksia telah belajar defisit juga.

Siswa dengan dyspraksia juga dapat memiliki gangguan komorbid bahasa (SLI). Penelitian telah menemukan bahwa siswa dengan dyspraxia dan kemampuan bahasa yang normal masih mengalami kesulitan belajar meskipun kekuatan relatif dalam bahasa. Ini berarti bahwa untuk mahasiswa dengan kemampuan kerja mereka dyspraxia memori menentukan kesulitan belajar mereka. Setiap kekuatan dalam bahasa yang mereka miliki tidak mampu cukup mendukung pembelajaran mereka.


Daftar Pustaka :

www.wikipedia.com

Tidak ada komentar: