Selasa, 13 Oktober 2009

Keadaan yang Membuat Mereka Seperti itu ..


Saya memilki 2 orang tetangga. Yang satu seorang laki – laki yang berumur antara 23 atau 24 tahun, dan yang satunya lagi seorang wanita yang sudah berumur antara 35 – 40 tahun. Kedua tetangga saya itu mempunyai 2 kesamaan yaitu sama – sama mengalami tekanan psikologis yang bisa dibilang tidak ringan. Kalau menurut saya seperti orang yang sedang depresi namun masih taraf rendah. Keduanya terkadang suka berbicara sendiri yang seolah – olah mempunyai teman khayalan. Mereka suka melampiaskan segala sesuatunya sendiri (ngomong, marah – marah atau menggerutu).


Ada suatu kejadian, sudah lumayan cukup lama. Tetangga saya yang wanita itu pulang kerumahnya saat malam sudah larut (sekitar jam 2 – 3 malam). Kebetulan jalan pulang kerumahnya melewati rumah saya. Saat itu, tiba – tiba saya mendengar ada orang yang berteriak – teriak melantunkan ayat kursi, saya takut langsung saja membangunkan ibu saya (kebetulan saat itu saya sedang tidur dengan ibu). Truz ibu bilang, itu adalah suara tetangga wanita saya tadi. Kemudian saya berpikir sejenak ternyata walaupun dia suka berbicara sendiri, tetapi yang namanya manusia tetap saja memilki perasaan takut, dan hebatnya lagi dia hafal bacaan ayat kursi.


Ternyata dulu tetangga wanita saya itu adalah seorang wanita kaya raya. Selain kaya raya dia pun bisa membaca bacaan Al – Quran dengan fasih. Kemudian dia menikah, namun tidak lama dari pernkahannya, suaminya itu membawa kekayaan tetangga wanita saya, dan tidak lama dari kejadian itu kedua, kedua orang tua dari tetangga saya itu meninggal (tidak begitu saya mengerti meninggal karena apa). Dari kedua kejadian inilah, kemudian psikis dari tetangga wanita saya itu mengalami goncangan hingga saat ini.


Sedangkan tetangga saya yang laki – laki, seperti itu karena berhenti kerja kemudian mengganggur walaupun telah melamar di banyak perusahaan yang pada akhirnya dia hanya tinggal dirumah. Selalu banyak tekanan yang ia alami terutama dari sang ibu. Si Ibu selalu tidak merasa puas atas apa yang anaknya lakukan (karena saat ini ia membantu si Ibu di warung makan mereka), selalu ada celah untuk menyalahkannya. Padahal, tekanan – tekanan inilah yang membuatnya semakin terdesak pada prinsip ..ngga ada gunanya gue sebagai manusia. Badannya pun sekarang kurus dan jarang sekali saya melihat ia pergi ke masjid untuk shalat 5 waktu, padahal sebelumnya dia sangat rajin kesana.


Kesimpulan :

Apapun kejadian yang dialami seseorang, justru keluarga atau orang – orang terdekatlah yang seharusnya memberi dukungan besar lebih dari siapapun, karena dengan begitu ia akan merasa kejadian yang ia alami tidak hanya dirasakan sendiri, namun ada orang lain yang juga ikut merasakannya seberat apapun itu.

Tidak ada komentar: