A. Pendahuluan
Kecerdasan
buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer
yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik
yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system) adalah
sistem yang dibangun dengan menggunakan teknik-teknik artificial intelligence.
Salah satu yang dipelajari pada kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan
menggunakan teori Certainty Factor (CF).
Sistem Pakar (Expert
System) adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi
dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang
spesifik. Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran
dan pengetahuan pakar dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi
sistem pakar banyak digunakan dalam bidang psikologi karena sistem pakar
dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu dalam
program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam melakukan penalaran
secara cerdas. Irisan antara psikologi dan sistem pakar melahirkan sebuah area
yang dikenal dengan nama cognition & psycolinguistics. Umumnya
pengetahuannya diambil dari seorang manusia yang pakar dalam domain tersebut
dan sistem pakar itu berusaha meniru metodelogi dan kinerjanya (performance).
Salah satu
implementasi yang diterapkan sistem pakar dalam bidang psikologi, yaitu untuk
sistem pakar menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak. Anak-anak
merupakan fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan satu demi satu
tahapan perkembangannya. Contoh satu bentuk gangguan perkembangan adalah conduct
disorder. Conduct disorder adalah satu kelainan perilaku dimana anak
sulit membedakan benar salah atau baik dan buruk, sehingga anak merasa tidak
bersalah walaupun sudah berbuat kesalahan. Dampaknya akan sangat buruk bagi
perkembangan sosial anak tersebut. Oleh karena itu dibangun suatu sistem pakar
yang dapat membantu para pakar/psikolog anak untuk menentukan jenis gangguan
perkembangan pada anak dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF).
B. Pembahasan
1. Pengujian Satu Gejala Satu jenis gangguan
Percobaan
pada pengujian ini dilakukan bagi anak yang mungkin mengalami gangguan
perkembangan Autisme Aktif dengan gejala
kontak mata, ekspresi muka dan gerak tubuh, dengan nilai MB = 0.9 dan MD = 0.1
Apabila
menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya sebagai berikut:
CF [Autisme Aktif,
Kontak mata dan ekspresi muka kurang hidup]=0.9 - 0.1 = 0.8
Berdasarkan
perhitungan manual tersebut nilai CF (Faktor Kepastian) yang dihasilkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami gangguan perkembangan
Autisme Aktif dengan nilai CF = 0.
Berdasarkan
hasil percobaan dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat
dibandingkan bahwa hasil akhir atau output dari sistem yang berupa
kemungkinan gangguan sama dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual
dengan nilai CF sebesar 0.8 dengan kemungkinan jenis gangguan Autisme Aktif.
2.
Pengujian Satu
Gejala Beberapa Gangguan
Pada
pengujian satu gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan gejala
Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang dengan kemungkinan akan mengalami
beberapa gangguan diantaranya adalah: Mengalami Gangguan: Retardasi Mental
Ringan dengan nilai MB = 0.5 dan MD = 0.05, Retardasi Mental Moderat dengan
nilai MB = 0.7 dan MD = 0.1, Autisme Aktif dengan nilai MB = 0.89 dan MD = 0.1,
dan Disfraxsia dengan nilai MB = 0.4 dan MD = 0.1.
Berdasarkan
data tersebut, apabila menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut:
CF
[Retardasi Mental Ringan, Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang]= 0.5 -
0.05 = 0.45
CF [Retardasi Mental
Moderat, Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang]= 0.7 – 0.1 = 0.6
CF [Autisme Aktif,
Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang] = 0.89 – 0.1 = 0.79
CF [Disfraxsia,
Kesadaran anak untuk bersosialisasi kurang] = 0.4 – 0.1 = 0.3
Berdasarkan perhitungan manual tersebut
berdasarkan nilai CF (Faktor Kepastian) yang tertinggi dapat ditarik kesimpulan
bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami gangguan perkembangan Autisme Aktif
dengan nilai CF = 0.7
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan sistem menghasilkan kemungkinan beberapa jenis gangguan yaitu
Retardasi Mental Ringan, Retardasi Mental Moderat, Autisme Aktif, dan
Disfraxsia. Berdasarkan hasil percobaan tersebut dengan melakukan perhitungan
baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa hasil akhir atau output dari
sistem yang berupa kemungkinan jenis gangguan sama dengan hasil yang dilakukan
oleh perhitungan manual dengan nilai CF terbesar yaitu sebesar 0.79 dengan
kemungkinan jenis gangguan Autisme Aktif.
3.
Pengujian
Beberapa Gejala Satu Gangguan
Pada pengujian beberapa gejala satu
gangguan ini, percobaan akan menggunakan beberapa gejala yaitu: Anak kesulitan
menjaga konsentrasi dalam aktivitasnya dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.10,
Sering gagal dalam memberi perhatian secara jelas dengan nilai MB = 0.70 dan MD
= 0.35 dan Sering membuat kesalahan yang tidak terkontrol dengan nilai MB =
0.89 dan MD = 0.10. Ketiga gejala tersebut kemungkinan akan mengalami gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif.
Berdasarkan data diatas, apabila
menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
MB [ADHD, Kesulitan
konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian] = 0.85 + 0.70 * ( 1 – 0.85) =
0.232
MD [ADHD, Kesulitan
konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian] = 0.10 + 0.35 * ( 1 – 0.10) =
0.405
MB [ADHD, Kesulitan
konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian ^ Sering membuat kesalahan] = 0.232
+ 0.89 * ( 1 – 0.232) = 0.8616
MD [ADHD, Kesulitan
konsentrasi ^ gagal dalam memberi perhatian ^ Sering membuat kesalahan] = 0.405
+ 0.10 * ( 1 – 0.405) = 0.3004
CF [ADHD, sering
menyendiri _ segala kemampuan terbelakang] = 0.8616 – 0.3004 = 0.5612
Berdasarkan perhitungan manual tersebut
berdasarkan nilai CF (Faktor Kepastian) yang dihasilkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktif dengan nilai CF = 0.5612.
Kemudian dengan menggunakan perhitungan
oleh sistem, dengan memasukkan gejala-gejala yang dirasakan tersebut ke dalam
sistem.
Setelah selesai melakukan konsultasi
tersebut kemudian klik tombol ”Proses” maka akan tampil form hasil konsultasi
beserta kemungkinan gangguan yang diderita oleh pasien.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut
dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa
hasil akhir atau output dari sistem yang berupa kemungkinan gangguan sama
dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual dengan nilai CF sebesar
0.56 dengan kemungkinan gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif.
4.
Pengujian
Beberapa Gejala beberapa Gangguan
Pada
pengujian beberapa gejala beberapa gangguan ini, percobaan akan menggunakan
beberapa gejala yaitu: Anak hanya sedikit memiliki kemampuan ekspresif dengan
nilai MB = 0.50 dan MD = 0.10, Kesulitan menjaga konsentrasi dlm aktivitasnya
dengan nilai MB = 0.85 dan MD = 0.10. Kedua gejala tersebut kemungkinan akan
terkena gangguan perkembangan yaitu Disfraxia dan Gangguan Pemusatan Perhatian&Hiperaktif(ADHD).
Berdasarkan data diatas, apabila
menggunakan perhitungan manual maka hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
CF [Disfraxia, Anak
hanya sedikit memiliki kemampuan ekspresif] = 0.50 - 0.10 = 0.40
CF [ADHD, Kesulitan
menjaga konsentrasi dlm aktivitasnya] = 0.85 – 0.10 = 0.75
Berdasarkan perhitungan manual tersebut
berdasarkan nilai CF (Faktor Kepastian) yang dihasilkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami Gangguan Pemusatan
Perhatian & Hiperaktif(ADHD) dengan nilai CF = 0.75 dan dengan kemungkinan
mengalami gangguan Disfraxia dengan nilai CF = 0.40.
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan sistem menghasilkan kemungkinan gangguan yaitu Disfraxia
Berdasarkan hasil percobaan tersebut
dengan melakukan perhitungan baik manual maupun sistem dapat dibandingkan bahwa
hasil akhir atau output dari sistem yang berupa kemungkinan gangguan, sama
dengan hasil yang dilakukan oleh perhitungan manual dengan kemungkinan
mengalami Gangguan Pemusatan Perhatian & Hiperaktif(ADHD) dengan nilai CF =
0.75 dengan kemungkinan mengalami gangguan Disfraxia dengan nilai CF = 0.40
C. Kesimpulan
Aplikasi
sistem pakar yang dibuat ini mampu menganalisis jenis gangguan perkembangan
yang dialamai pasien berdasarkan gejala-gejala yang dimasukkan oleh user. Aplikasi
mampu menyimpan representasi pengetahuan pakar berdasarkan nilai kebenaran MB
dan nilai ketidakbenaran MD. Aplikasi sistem pakar ini sudah dapat menjelaskan
definisi jenis gangguan perkembangan, penyebab, dan pengobatannya.
Kekurangan
dari aplikasi ini adalah belum adanya pengelompokan gejala-gejala sejenis yang
hanya boleh dipilih satu dari kelompok gejala tersebut. Akibatnya, jika user
kurang teliti dalam memilih gejala, maka sistem akan memberikan kesimpulan
yang kurang benar.
Daftar Pustaka:
Rohman, FF dan
Ami Fauzijah. (2008). Rancangan Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menentukan
Jenis Gangguan Perkembangan Anak. Media Informatika, Vol. 6 (No. 1), 1-23.
2 komentar:
Kami juga mempunyai artikel yang terkait dengan expert system, bisa di download disini:
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2191/1/02-03-013-Expert%5BRemi%5D.pdf
semoga bermanfaat :D
babyliss nano titanium flat iron 1/2 cup reusable
Aging Products · titanium engagement rings Dining · Backing & gaggia titanium Maintenance titanium damascus knives · Safety titanium damascus knives Products titanium knife
Posting Komentar